Edukasi untuk Mengalihkan Kecanduan Media Sosial

Edukasi untuk Mengalihkan Kecanduan Media Sosial

Edukasi untuk Mengalihkan Kecanduan Media Sosial – Kecanduan untuk memainkan media sosial saat ini memang menjadi permasalahan yang paling sering terjadi pada masa remaja.

 

Selain berdampak pada perekonomian, pandemi covid 19 juga berdampak pada sektor pendidikan di Indonesia. Pemerintah mengambil kebijakan belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi covid 19 sejak Maret tahun 2020 lalu. Meski demikian, tentunya tidak mudah dan masih memunculkan berbagai persoalan, mulai dari keterbatasan perangkat, sinyal, kuota dan lain-lain.
Hal ini menjadikan Guru wajib berinovasi dan mengembangkan cara berpikir peserta didik terhadap pembelajaran daring baik melalui monitoring ataupun mandiri (individu). Bahkan Perkembangan teknologi chibidreamy di era Pendidikan 4.0 saat ini tidak dapat diragukan lagi. Banyaknya media pembelajaran seperti Classroom, Edmodo, Google form, web Blog pribadi dapat menjadi pilihan. Pembelajaran jarak jauh sudah tidak asing lagi bagi para millenials, Jarak tidak lagi menjadi penghalang dalam melakukan pembelajaran utamanya pada saat sekarang ini. Akibat terjadinya penyebaran pandemik Coronavirus Disease (COVID-19) kegiatan pembelajaran bertatap muka langsung mulai diliburkan digantikan dengan pembelajaran daring atau disebut dengan Work From Home (WFH). Namun dalam keberlangsungan pembelajaran melalui daring mengalami kendala dan beberapa keluhan seperti jumlah absensi siswa karena kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan dan cenderung membosankan.
Maka dari itu kami hadir selaku guru yang berinovasi membuat suatu pembelajaran yang dekat dengan dunia usia peserta didik, sepertihalnya;
1. Memberikan tugas kepada peserta didik dengan cara membuat video edukasi prokes dengan platform aplikasi Tiktok.
2. Memberikan tugas kepada peserta didik dengan cara membuat tutorial menjadi anak milenial yang produktif selama pandemi, dst.
Masa pandemi yang melanda saat ini menyebabkan aktivitas diluar terhambat atau bahkan berhenti. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh teman-teman dan kerabat harus ditunda terlebih dulu hingga masa ini kelar. Sistem belajar mengajar maupun pekerjaan berubah menjadi online, sehingga kegiatan atau aktivitas diluar rumah benar-benar dibatasi jika tidak benar-benar penting. Pembatasan ini meningkatkan penggunaan internet di seluruh dunia. Salah satunya adalah negara Filipina yang mengalami peningkatan penggunaan media sosial sebanyak 64%. Tidak hanya itu, Brazil juga mengalami peningkatan sebanyak 58% dan disusul oleh India sebanyak 55%. Penggunaan media sosial diketiga negara tersebut meningkat lebih 2 kali lipat dari biasanya.
Tidak terkecuali di Indonesia, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), internet traffic di Indonesia meningkat 15-20% di masa pandemi. Lebih lagi, data dari wearesocial.com membuktikan bahwa 47% masyarakat mengakses media sosial lebih lama dibandingkan dengan sebelum masa pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa pembatasan interaksi ataupun aktivitas dirumah membuat masyarakat meningkatkan penggunaan media sosialnya.
Qiyang & Jung (2019) menjelaskan bahwa media sosial memfasilitasi dalam membuat dan membagikan pengetahuan antar orang yang memiliki kemiripan dalam tujuan dan perilaku. Interaksi serta pertukaran informasi tersebut yang menjadi motivasi seseorang menggunakan media sosial. Berkaitan dengan ini, masyarakat menggunakan media sosial untuk dapat berinteraksi, bertukar informasi, serta terutama mengisi kegiatan sehari-hari dirumah.